Jose Mourinho tak menyembunyikan kekecewaannya kala AS Roma kalah 3-4 dari Juventus. Dua kali memimpin lalu tumbang, Roma diakuinya bermental lemah. AS Roma kalah 3-4 dari Juventus dalam drama di Olimpico, Senin (10/1/2022) dini hari WIB, pada lanjutan Liga Italia. I Lupi membuka keunggulan di menit ke-11 melalui Tammy Abraham.

Paulo Dybala menyamakan skor tujuh menit berselang. Roma lantas kembali memimpin di awal babak kedua, lewat Henrikh Mkhitaryan dan Lorenzo Pellegrini pada menit ke-48 dan 53. Setelah itu, Roma runtuh secara mental. Gol Manuel Locatelli di menit ke-70 menjadi momentum buat Bianconeri.

Hilangkan rasa marah dengan bertaruh di agen bola terpercaya dan manfaatkan promo parlay terbaru yang hanya ada di sbobetmain dengan bertaruh 10ribu saja para pemain bisa menangkan hadiah jutaan.

Cara daftar sbobet di sbobetmain juga sangat mudah. Sbobetmain juga menyediakan banyak permainan lainnya yang memiliki banyak promo menarik.

Dejan Kulusevski menambah gol Juve dua menit berselang dan menyamakan skor, lalu Mattia de Scigilo memastikan kemenangan skuad Massimiliano Allegri. Roma sebenarnya punya kesempatan untuk setidaknya menyelamatkan satu poin di menit ke-81. Mereka mendapatkan penalti, yang dibarengi kartu kuning kedua Matthijs de Ligt. Tapi eksekusi Pellegrini gagal.

Pelatih AS Roma Jose Mourinho menyayangkan kegagalan para pemain menjaga ketenangan dan hilangnya momentum. Ia menyebut sejumlah pemain di dalam tim terlalu ‘manis’ ke lawan dan lemah mental. “Kami sempat mengontrol total selama 70 menit. Tim bermain sangat baik dan punya mentalitas untuk mengontrol, kami masuk lapangan dan memulai dengan kuat. Kami punya ide untuk menekan jauh, mengontrol tempo, dan mengambil inisiatif,” ujar Mourinho kepada DAZN dikutip Football Italia.

“Itu sangat bagus selama 70 menit, lalu ada keruntuhan psikologis. Skor 3-2 membunuh kami, sebab Felix (Afena-Gyan) tampil luar biasa, yang diakhiri dengan sebuah sprint melawan Cuadrado. Saya menariknya keluar dan penggantinya melakukan semuanya dengan salah.” Mourinho menegaskan bahwa ia butuh bantuan dari seluruh pemain. Ia mau para pemain meninggalkan zona nyaman dan bertarung lebih keras di lapangan.

“Hal ini, bermain di zona nyaman, bermain untuk jadi nomor 6-7 itu terlalu mudah buat beberapa orang. Kami perlu keluar dari mentalitas ini. Setelah lawan Milan saya bilang ke para pemain bahwa mereka yang harus mendekat ke saya, bukan saya yang harus jadi mirip dengan profil psikologis mereka. Saya enggak mau begitu,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.